Ratusan Kerbau Mati Mendadak di Kecamatan Marosebo Ilir Batanghari


Sabtu, 06 Januari 2024 - 12:11:30 WIB - Dibaca: 517 kali

HALOSUMATERA.COM / HALOSUMATERA.COM

BATANGHARI- Ratusan kerbau di Kecamatan Marosebo Ilir Kabupaten Batanghari mati mendadak, sepekan terakhir.

Matinya hewan ternak kerbau diduga terserang penyakit ngorok (Septiana Epizootia). Akibatnya warga Kecamatan Marosebo Ilir mengalami kerugian hingga milyaran rupiah.

Wabah yang menyerang hewan ternak jenis kerbau ini membuat pemilik ternak di Desa Terusan Kecamatan Maro Sebo Ilir dan desa sekitarnya menjadi panik, pasalnya hanya dengan hitungan hari ratusan kerbau mati dengan sia-sia.

Rata-rata kerbau yang diserang penyakit pada usia muda dan ternak yang sudah terjangkit tampak terlihat lesu dan tidak mau makan, jika tidak ditangani dengan cepat dalam hitungan jam kerbau mendadak mati.

Menurut warga sekitar setiap harinya kerbau yang mati mencapai 8 hingga 12 ekor jika ditotalkan selama wabah menyerang sejak 10 hari terakhir di desa terusan ini sudah hampir seratus ekor yang mati.

" Perharinya kerbau yang mati berkisar 8 ekor, hari ini saja 12 ekor yang mati, wabah ini menyerang berkisar 10 hari terakhir, ya jika di hitung dari hari wabah ngorok ini menyerang mendekati angka 100 ekor lah yang mati" jelas Abdul Hadi peternak kerbau di Kecamatan Marosebo Ilir, Rabu (03/01/24)

Sementara menurut pihak desa setempat, penyebaran penyakit yang menyerang hewan ternak di desa terusan ini sudah dilaporkan secara lisan ke dinas perkebunan dan peternakan kabupaten batanghari.

"Kejadian ini sudah kita laporkan ke dinas perkebunan dan peternakan kabupaten Batanghari secara lisan " jelas Subhan Kasi Kesra Desa Terusan.

Warga berharap agar pemerintah daerah segera turun tangan dan mencarikan solusi agar penyakit hewan ternak ini segera pulih.

Untuk mengurangi kerugian dan kematian jauh lebih banyak, sejumlah peternak terpaksa memotong paksa ternaknya dan menjual dengan harga yang jauh lebih murah

dan selama hampir dua pekan ini peternak mengalami kerugian ditaksir mencapai 10 milyar lebih.

"Peternak yang sempat menyembelihnya dan dijual dengan harga yang relatif murah, bila dihitung keseluruhannya kerugian warga mencapai 10 milyar rupiah," jelasnya.(*/Eko)




Komentar Anda



Terkini Lainnya

LBH Siginjai Resmi Somasi Pemprov Jambi, Proyek JBC Diduga Rugikan Negara Hingga Rp1,5 Triliun

JAMBI – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Siginjai resmi melayangkan surat somasi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi pada Senin (30/6/2025), terkait proyek

Berita Daerah

Polres Tebo Gerak Cepat Amankan Tokoh SAD Tebo yang Berseteru dengan SAD Bangko

TEBO - Polres Tebo bergerak cepat memberikan perlindungan kepada tokoh SAD Tebo Asal Desa Semambu Kecamatan Sumay, Tumenggung Buyung dan Tumenggung Hasan terkai

Berita Daerah

Inisiatif, Polisi Obati Mahasiswa yang Terluka saat Demo ke RS Bhayangkara

JAMBI – Aksi unjuk rasa lanjutan yang digelar oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin Jambi di Kantor Gube

Berita Daerah

Pasca Bentrok di Kantor Gubernur Jambi, Orang Tua Abel Minta Masalah Ini Diselesaikan dengan Baik

JAMBI – Aksi unjuk rasa Jilid II Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Taha Syaifuddin Jambi (UIN STS) di Kantor Gubernur Jambi sempat

Berita Daerah

Pesan Edi Purwanto di HUT Bhayangkara ke 79, Polri Selalu di Hati

EdJAMBI – HUT Bhayangkara ke 79 akan diperingati 1 Juli 2025. Besar harapan agar Polri selalu dihati masyarakat. Begitulah harapan besar yang disampaikan Edi

Berita Daerah


Advertisement