Ratusan Kerbau Mati Mendadak di Kecamatan Marosebo Ilir Batanghari


Sabtu, 06 Januari 2024 - 12:11:30 WIB - Dibaca: 592 kali

HALOSUMATERA.COM / HALOSUMATERA.COM

BATANGHARI- Ratusan kerbau di Kecamatan Marosebo Ilir Kabupaten Batanghari mati mendadak, sepekan terakhir.

Matinya hewan ternak kerbau diduga terserang penyakit ngorok (Septiana Epizootia). Akibatnya warga Kecamatan Marosebo Ilir mengalami kerugian hingga milyaran rupiah.

Wabah yang menyerang hewan ternak jenis kerbau ini membuat pemilik ternak di Desa Terusan Kecamatan Maro Sebo Ilir dan desa sekitarnya menjadi panik, pasalnya hanya dengan hitungan hari ratusan kerbau mati dengan sia-sia.

Rata-rata kerbau yang diserang penyakit pada usia muda dan ternak yang sudah terjangkit tampak terlihat lesu dan tidak mau makan, jika tidak ditangani dengan cepat dalam hitungan jam kerbau mendadak mati.

Menurut warga sekitar setiap harinya kerbau yang mati mencapai 8 hingga 12 ekor jika ditotalkan selama wabah menyerang sejak 10 hari terakhir di desa terusan ini sudah hampir seratus ekor yang mati.

" Perharinya kerbau yang mati berkisar 8 ekor, hari ini saja 12 ekor yang mati, wabah ini menyerang berkisar 10 hari terakhir, ya jika di hitung dari hari wabah ngorok ini menyerang mendekati angka 100 ekor lah yang mati" jelas Abdul Hadi peternak kerbau di Kecamatan Marosebo Ilir, Rabu (03/01/24)

Sementara menurut pihak desa setempat, penyebaran penyakit yang menyerang hewan ternak di desa terusan ini sudah dilaporkan secara lisan ke dinas perkebunan dan peternakan kabupaten batanghari.

"Kejadian ini sudah kita laporkan ke dinas perkebunan dan peternakan kabupaten Batanghari secara lisan " jelas Subhan Kasi Kesra Desa Terusan.

Warga berharap agar pemerintah daerah segera turun tangan dan mencarikan solusi agar penyakit hewan ternak ini segera pulih.

Untuk mengurangi kerugian dan kematian jauh lebih banyak, sejumlah peternak terpaksa memotong paksa ternaknya dan menjual dengan harga yang jauh lebih murah

dan selama hampir dua pekan ini peternak mengalami kerugian ditaksir mencapai 10 milyar lebih.

"Peternak yang sempat menyembelihnya dan dijual dengan harga yang relatif murah, bila dihitung keseluruhannya kerugian warga mencapai 10 milyar rupiah," jelasnya.(*/Eko)




Komentar Anda



Terkini Lainnya

Hasil Pengecekan Tim Gabungan, SPPG Polda Jambi Memenuhi Standar Operasional

JAMBI – Tim dari BPOM Provinsi Jambi, Dinas Kesehatan Kota Jambi dan BGN Provinsi Jambi mengecek Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Jambi, Sen

Berita Daerah

Penyaluran Pupuk Subsidi dengan Slogan TEPAT dan PUPUKKU

JAMBI – Pemerintah Provinsi Jambi terus mengawasi pendistribusian dan mencegah penyalahgunaannya di Provinsi Jambi. Dengan tagine “Tepat” yakn

Berita Daerah

Dua Oknum Guru SMAN 4 Tanjabtim Dilaporkan ke PGRI dan Disdik Provinsi Jambi

JAMBI- Dua orang oknum guru di SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur resmi dilaporkan ke Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jambi dan Dinas Pendidika

Berita Daerah

Ketika Demokrasi Melemah, Politik Hukum Ikut Tersandera

Dalam beberapa tahun terakhir, wajah politik hukum Indonesia memperlihatkan arah yang mengkhawatirkan. Di tengah sistem demokrasi yang seharusnya menjamin parti

Opini

Ketua DPRD Muaro Jambi Sebut Secara Struktural dan SDM Perumda Tirta Muaro Jambi Kurang Baik

MUARO JAMBI – Ketua DPRD Muaro Jambi Aidi Hatta, S.Ag memberikan tanggapannya terkait pelayanan Perumda Tirta Muaro Jambi yang kerab dikeluhkan masyarakat

Berita Daerah


Advertisement