Inspiratif

Kisah Leni Haini, Mantan Atlet Dayung Jambi yang Dirikan Sekolah Gratis


Rabu, 17 Februari 2021 - WIB - Dibaca: 1952 kali

Leni Haini menunjukkan medali yang berhasil ia peroleh. (*/halosumatera.com) / HALOSUMATERA.COM
HALOSUMATERA.COM- Leni Haini (44) tidak lagi mendayung perahu untuk membanggakan Indonesia di kancah internasional. Kini Leni menjadi penggiat lingkungan dan pendidikan.
 
Sebagai penggiat lingkungan, Leni menjadikan sampah di Danau Sipin, Kota Jambi bernilai dan bermanfaat. 
 
Berkerja sama dengan Bank Sampah, Leni mengajak masyarakat, termasuk anak-anak untuk menabung melalui pengumpulan sampah. Usai dipilah dan terkumpul di rumah Leni, sampah akan diserahkan ke Bank Sampah untuk diolah. 
 
"Anak-anak kami ajak menghasilkan uang melalui pengumpulan sampah di Bank Sampah. Hasilnya diambil 6 bulan sekali. Tentu berguna untuk jajan dan biaya sekolah,"ujarnya, Rabu (17/02/21). 
 
Kegiatan tanggap pada lingkungan ini, mengikuti suaminya yang berprofesi sebagai operator pengelolaan sampah di Danau Sipin. Ia pun menjadi petugas kebersihan. Selain itu, dirinya merasa resah jika ada tumpukan sampah di perairan tersebut. 
 
"Kalau itu ditinggalkan begitu saja, siapa lagi yang mengurusnya? Nanti generasi yang akan datang menghujat kita," tuturnya. 
 
Ia pun mengatakan, Danau Sipin kini lebih bersih dibandingkan dahulu. Dulu dipenuhi dengan sampah dan encek gondok, hingga airnya berlendir. 
 
"Sekarang alhamdulillah sudah lebih bersih. Sampah yang ada sekarang biasanya kiriman dari luar,"ulasnya. 
 
Menurut Leni, masyarakat sekitar Danau Sipin mulai menyadari pentingnya menjaga kebersihan di danau. Apalagi sudah sekitar 300 keluarga (KK) yang terlibat dalam pengelolaan sampah dengan Bank Sampah. 
 
Selain aktif untuk lingkungan Danau Sipin lebih baik, Leni juga mendirikan sekolah tanpa biaya. 
 
Sekolah yang ia dirikan ini merupakan dorongan dari keinginan anaknya untuk bersekolah, tetapi tidak bisa ke luar rumah akibat penyakit.
 
"Selain untuk Habibah, anak saya, sekolah ini juga dapat dinikmati oleh temannya yang ingin sekolah. Apalagi ini tanpa biaya," katanya. 
 
Sekolah yang didirikan Leni bernama Sekolah Dayung Habibah. Sekolah yang didirikan sejak tahun 2014 ini merupakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Paket A hingga Paket C. 
 
Ada sekitar 100 murid yang masuk ke sekolah tersebut. Diantaranya, murid PAUD berjumlah 43 orang. Sedangkan sisanya merupakan murid Sekolah Paket. 
 
Namun, murid sekolah ini harus ujian ke Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) yang lain, karena sekolah yang didirikan Leni belum masuk Data Pokok Pendidikan (Dapodik). 
 
Sementara itu, guru yang ada di sekolah tersebut ada 6 orang, yakni 4 guru untuk sekolah paket dan 2 guru untuk PAUD. Para guru ini bisa dikatakan sebagai relawan. 
 
Dari gaji sebagai pengelola sampah di Danau Sipin, Leni memberikan uang untuk transportasi para guru di sekolah yang ia dirikan, walaupun nilai uang yang ia maksud tidak banyak.
 
"Mereka tidak digaji. Saya hanya bisa memberikan uang trasnportasi sebulan sekali yang senilai 100 ribu rupiah," ujarnya. 
 
Melalui sekolah yang ia dirikan, Leni juga ingin memberantas buta huruf dan penyalahgunaan narkoba yang menimpah anak di bawah umur. 
 
"Saya merasa khawatir terhadap anak-anak di sini, karena bisa terbawa ke arah negatif. Makanya saya bikin sekolah ini," katanya. 
 
Leni berharap Dinas Pendidikan dapat membantu sekolah yang ia dirikan, guna melawan kebiasaan buruk di sekitar Danau Sipin yang bisa menjangkit generasi muda. 
 
Leni memang tidak lagi bekerja di Dispora sebagai pelatih, karena dikeluarkan dengan alasan yang tidak jelas. 
 
Walaupun demikian, Leni masih melatih dayung di sebuah komunitas. Ada 15 anggota di dalam komunitas tersebut. 
 
Namun, saat ini komunitasnya kekurangan perahu untuk berlatih, karena perahu milik mereka ada yang dibakar. Sehingga saat ini komunitas tersebut hanya melakukan latihan fisik. 
 
"Saya tidak tahu siapa yang membakar perahu. Sementara mereka sekarang hanya latihan fisik, seperti angkat beban," ujarnya.
 
Leni sendiri aktif menjadi atlet dayung sejak sekitar tahun 1993 sampai tahun 2000. 
 
Selama itu, berbagai kemenangan manis sudah ia dapatkan. Bagi Leni yang paling berkesan, yakni mengikuti pertandingan dan meraih kemenangan di Melbourne, Australia pada tahun 1997.
 
Selain itu, ia bersama timnya juga sempat mengikuti pertandingan di Hongkong dan Singapura. (*/Sob)



Komentar Anda



Terkini Lainnya

Hasil Pengecekan Tim Gabungan, SPPG Polda Jambi Memenuhi Standar Operasional

JAMBI – Tim dari BPOM Provinsi Jambi, Dinas Kesehatan Kota Jambi dan BGN Provinsi Jambi mengecek Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Jambi, Sen

Berita Daerah

Penyaluran Pupuk Subsidi dengan Slogan TEPAT dan PUPUKKU

JAMBI – Pemerintah Provinsi Jambi terus mengawasi pendistribusian dan mencegah penyalahgunaannya di Provinsi Jambi. Dengan tagine “Tepat” yakn

Berita Daerah

Dua Oknum Guru SMAN 4 Tanjabtim Dilaporkan ke PGRI dan Disdik Provinsi Jambi

JAMBI- Dua orang oknum guru di SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur resmi dilaporkan ke Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jambi dan Dinas Pendidika

Berita Daerah

Ketika Demokrasi Melemah, Politik Hukum Ikut Tersandera

Dalam beberapa tahun terakhir, wajah politik hukum Indonesia memperlihatkan arah yang mengkhawatirkan. Di tengah sistem demokrasi yang seharusnya menjamin parti

Opini

Ketua DPRD Muaro Jambi Sebut Secara Struktural dan SDM Perumda Tirta Muaro Jambi Kurang Baik

MUARO JAMBI – Ketua DPRD Muaro Jambi Aidi Hatta, S.Ag memberikan tanggapannya terkait pelayanan Perumda Tirta Muaro Jambi yang kerab dikeluhkan masyarakat

Berita Daerah


Advertisement