Dinilai Stagnan, Program Konversi Minyak ke Gas bagi Nelayan Akan Dikaji Ulang


Senin, 10 Oktober 2016 - 13:25:00 WIB - Dibaca: 1222 kali

ilustrasi/net / HALOSUMATERA.COM

KUALATUNGKAL – Program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas bagi nelayan di Tanjabbar akan dievaluasi kembali. Hal ini dikatakan langsung Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Tanjabbar, Ir Zabur Rustam kepada wartawan, baru-baru ini.

Untuk diketahui, Pilot Project Penggunaan LGV yang telah di resmikan Wakil Kementerian ESDM Susilo Siswoutomo pada 2013 silam tidak berkelanjutan.

"Akan kita cek kembali‎. Kita lihat dulu dimana persoalannya," ungkap Zabur belum lama ini.

Zabur akan mendata kembali, apakah alat tersebut memang dibutuhkan nelayan di Tanjabbar atau sebaliknya.

"Informasinya, konverter kit yang dibagikan itu ada masalah. Kita akan cek itu," sebutnya singkat.

Beberapa tahun silam, pemerintah meresmikan peluncuran penggunaan LGV untuk Kapal Nelayan di Kabupaten Tanjungjabung Barat.

Susilo Siwoutomo Wakil kementerian ESDM yang datang ke Tanjab Barat memberikan bantuan 300 konverter kit, konversi BBM ke BBG untuk nelayan.

Kebutuhan konverter kit untuk nelayan di Tanjabbar saat itu mencapai 1.477 unit. Pembagian konverter kit sebanyak 300 konverter dari Kementerian ESDM akan dibagikan secara bertahap sedangkan 200 konverter kit dari PetroChina dibagikan secara langsung.

"Kalau 300 dari kami, 200 dari Petro China, sisanya 900-an lagi. Saya minta SKK Migas tolong usahakan untuk membagi 300 konveter kit, sisanya yang 600 konverter kit akan dicarikan oleh pemda setempat," ujar Wamen ESDM, dalam siaran persnya, tiga tahun silam, Senin (8/7/2013).

Susilo mengatakan, Konversi BBM ke BBG merupakan program prioritas Nasional. Pemerintah akan terus melaksanakan konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG). Pemanfaatan energi saat ini masih sangat tergantung kepada minyak bumi, ketergantungan yang tinggi terhadap minyak bumi sangat membahayakan karena selain ketersediaanya terbatas dan semakin sulit dicari harganya terus meningkat.

“Pemanfaatan minyak bumi juga memberatkan anggaran negara karena besarnya subsidi yang diberikan. Karena itulah konversi BBM ke BBG merupakan sebuah solusi,” kata Susilo.(*/son)

Editor : Andri Damanik




Komentar Anda



Terkini Lainnya

Bupati dan Ketua TP-PKK Tanjab Barat Naik Becak bersama Anak Peserta Sunatan Massal

TANJABBAR – Suasana penuh kehangatan dan kepedulian terlihat saat Bupati Tanjung Jabung Barat, Drs. H. Anwar Sadat, M.Ag bersama Ketua TP-PKK Hj. Fadhilah Sad

Advertorial

Wakil Bupati Tanjab Barat Hadiri Pelayanan KB-KR dalam Kirab Bangga Kencana Harganas ke-32

BATANG ASAM – Dalam rangka menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32, Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat, Drs. H. Katamso, SA, SE., ME didampingi Wakil

Advertorial

Bupati Tanjabbar Buka Muresnbang RPJMD 2025-2029

TANJABBAR - Bupati Tanjung Jabung Barat Drs H Anwar Sadat M,Ag secara resmi membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka M

Advertorial

Siap Jadi Tuan Rumah Pra Munas KOPEK, Bupati: Momentum Bangkitkan Semangat Petani Kelapa

TANJABBAR – Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat menerima kunjungan kerja Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK) dalam rangka kesiapan pel

Advertorial

HUT Bhayangkara Ke-79, Bupati Tanjabbar Harapkan Sinergitas Polri dan Pemkab Terus Terjalin

TANJABBAR – Bupati Tanjabbar Drs H Anwar Sadat M Ag mengikuti kegiatan semarak Bhayangkara Olahraga Bersama dalam rangka menyambut hari Bhayangkara Ke-79 Tahu

Advertorial


Advertisement