Nuansa alami kian terasa, di tepi Sungai Riak Runai, Desa Rantau Benar, Kecamatan Renah Mendaluh. Bebatuan hitam, air yang jernih, membuat pengunjung merasa nyaman. Sayangnya, potensi wisata ini, masih tersembunyi.
Riak Runai. Begitu warga Rantau Benar menyebutnya. Runai adalah sebutan bagi warga asli di desa setempat ratusan tahun yang lalu. Di sepanjang sungai ini, tempat penduduk asli bertahan hidup. Tidak heran, di sekitar wisata Riak Runai, ditemukan kuburan kuno, yang menggunakan nisan dari batu sungai asli, berbentuk oval dan keras.
Amril, salah satu warga Rantau Benar mengatakan, wisata Riak Runai belum diketahui khalayak ramai. Para pengunjung hanya berdatangan dari beberapa desa di Kecamatan Renah Mendaluh. Tempat ini tentunya masih alami, dan belum ada sentuhan pembangunan dari pemerintah daerah.
Yang lebih aneh, di sekitar Riak Runai ditemukan kebun salak hutan, seluas 1 hektare. Kata dia, kebun salak ini sudah ada sejak dulu. Sayangnya, pengelola wisata ini tidak lagi merawat kebun salak tersebut.
“Salaknya enak, manis. Dulu banyak yang beli, tapi beberapa tahun terakhir, sudah tidak terawat lagi,” kata dia.
Meski masih minim fasilitas, tempat ini dibuka bebas setiap hari. Pengunjung yang sebagian besar kaum remaja, menyempatkan waktu untuk bersantai, terlebih-lebih pada hari libur.
Hal menarik lainnya, di tepi sungai Riak Runai, ditemukan lempengan batu keras, bewarna hitam. Batu ini begitu tebal, seperti lapisan batu bara. Hanya saja, warnanya mulai berubah karena tertutupi lapisan lumpur yang dibawa arus sungai.
Air yang jernih, juga menjadi incaran warga setempat. Tidak sedikit warga yang mencuci dan mandi di sungai ini. “Banyak juga warga yang mandi disini. Karena airnya bersih,” kata pria berkulit sawo matang ini.
Yang lebih unik lagi, di tepi sungai banyak ditemukan bongkahan batu sungai bewarna kuning, dengan berbagai bentuk. Batu tersebut masih misterius, karena warga menemukan secara tidak sengaja di lokasi wisata ini.
Sayangnya, akses jalan ke wisata ini belum mulus. Ratusan truk bermuatan tandan buah segar (TBS) setiap hari hilir mudik di sepanjang jalan yang menghubungkan Rantau Benar – Lubuk Kambing. Pantas saja, debu tebal menghilangkan kerindangan pepohonan di sekitar kawasan Riak Runai. (*)
Penulis: Andri Damanik
JAMBI – Tim dari BPOM Provinsi Jambi, Dinas Kesehatan Kota Jambi dan BGN Provinsi Jambi mengecek Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Jambi, Sen
JAMBI – Pemerintah Provinsi Jambi terus mengawasi pendistribusian dan mencegah penyalahgunaannya di Provinsi Jambi. Dengan tagine “Tepat” yakn
JAMBI- Dua orang oknum guru di SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur resmi dilaporkan ke Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jambi dan Dinas Pendidika
Dalam beberapa tahun terakhir, wajah politik hukum Indonesia memperlihatkan arah yang mengkhawatirkan. Di tengah sistem demokrasi yang seharusnya menjamin parti
MUARO JAMBI – Ketua DPRD Muaro Jambi Aidi Hatta, S.Ag memberikan tanggapannya terkait pelayanan Perumda Tirta Muaro Jambi yang kerab dikeluhkan masyarakat