KUALATUNGKAL – Rencana peningkatan Jalan Parit Satu (Pasar Parit Satu) yang telah dianggarkan tahun ini sebesar Rp 2 miliar, bakal mendapat tantangan dari pedagang. Pasalnya, pedagang belum sepenuhnya legowo untuk pindah ke lokasi pasar baru (lokasi dekat Kampus UNJA). Kurangnya fasilitas di lokasi pasar baru, menjadi alasan pedagang untuk bertahan di lokasi lama.
Seperti dinyatakan Sariyani, salah satu pedagang kerang di Pasar Parit Satu. Ditemui infotanjab.com, Sabtu pagi (28/4), Sariyani mengakui mendukung pembangunan jalan di Pasar Parit Satu, hanya saja untuk pindah ke lokasi baru masih dalam pertimbangan.
Alasan dia, tidak adanya penyimpanan barang di lokasi pasar baru, memberatkan pedagang untuk pindah tempat.

“Tapi kami masih minta tempo sampai sampai habis lebaran. Mengingat, kami mau cari rejeki juga selama bulan puasa dan lebaran ini,” kata Sariyani.
Irman pedagang lainnya juga setuju dipindahkan asalkan fasilitas di pasar baru memadai. Disamping itu, dia juga baru membayar sewa tempat empat bulan yang lalu, dan terlalu cepat jika harus direlokasi ke lokasi baru.
“Disini ada yang nyewa tempat bulanan dan tahunan. Kalau bulanan ada yang Rp 600 ribu, kalau tahunan ada yang bayar sampai Rp 6 juta,” kata dia.
Suherman, pedagang sayuran di Pasar Parit Satu juga menolak untuk direlokasi ke pasar baru. Menurut dia, di lokasi pasar baru, lapak yang ada sangat kecil dan masih minim fasilitas lainnya.
“Kalau pindah depan UNJA kami tidak setuju. Karena belum layak. Kalau soal pembangunan jalan, kami tetap mendukung,” ungkap dia.
Dikatakan dia, di Pasar Parit Satu ada 113 pedagang yang terdata. Dari jumlah ini, separuhnya menyewa tempat.
Diakui dia sudah ada beberapa kali pertemuan dengan pemerintah soal pembangunan jalan di Parit Satu dan rencana relokasi pedagang. Hanya saja belum ada persetujuan dari pedagang dalam beberapa kali pertemuan.

“Terakhir dalam bulan ini, pertemuannya di Gedung Pola. Hadir dari Dinas PU dan Disperindag dan perwakilan pedagang,” kata Suherman.
Data yang dihimpun, Pasar Parit Satu merupakan pasar dadakan yang beroperasi sejak tahun 2000-an. Sebagian besar para pedagang yang berjualan di lokasi ini, pindahan dari Pasar Induk Pasar Tanggorajo Ilir. Saat itu, pasar induk mengalami kebakaran sehingga pedagang mencari lokasi di Pasar Parit Satu.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjabbar, Andi Ahmad Nuzul melalui Kabid Bina Marga Arif Sambudi, membenarkan sudah ada beberapa kali pertemuan dengan pedagang soal rencana pembangunan jalan parit satu yang telah dianggarkan pada APBD 2018.
Hanya saja, belum ada kesepakatan dalam pertemuan yang digelar beberapa waktu lalu. Menurut Arif, pembangunan jalan ini merupakan program pemerintah untuk peningkatan infrastruktur di dalam kota. Disamping itu, dengan adanya drainase, akan mengurangi genangan air dan limbah pasar yang kerab tergenang.(*)
Editor : Andri Damanik
JAMBI – Tim dari BPOM Provinsi Jambi, Dinas Kesehatan Kota Jambi dan BGN Provinsi Jambi mengecek Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Jambi, Sen
JAMBI – Pemerintah Provinsi Jambi terus mengawasi pendistribusian dan mencegah penyalahgunaannya di Provinsi Jambi. Dengan tagine “Tepat” yakn
JAMBI- Dua orang oknum guru di SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur resmi dilaporkan ke Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jambi dan Dinas Pendidika
Dalam beberapa tahun terakhir, wajah politik hukum Indonesia memperlihatkan arah yang mengkhawatirkan. Di tengah sistem demokrasi yang seharusnya menjamin parti
MUARO JAMBI – Ketua DPRD Muaro Jambi Aidi Hatta, S.Ag memberikan tanggapannya terkait pelayanan Perumda Tirta Muaro Jambi yang kerab dikeluhkan masyarakat