Insentif Guru Honor Dinaikkan menjadi Rp 8.000 per Jam Mengajar


Senin, 10 Desember 2018 - 15:04:57 WIB - Dibaca: 2041 kali

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanjabbar Drs H M Yusuf saat Ditemui di Ruang Kerjanya.(IT) / HALOSUMATERA.COM

KUALATUNGKAL – Setidaknya ada 1.340 guru honor yang diberdayakan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Tanjabbar. Peran guru honor ini sangat membantu dalam menuntaskan kegiatan belajar mengajar.

Untuk meningkatkan kesejahteraan guru honor, Pemerintah Kabupaten Tanjabbar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanjabbar telah menambah insentif guru honor, dihitung per jam mengajar.

Tadinya insentif per jam hanya Rp 5.000 kini dinaikkan menjadi Rp 8.000 per jam. Kenaikan insentif guru honor ini telah dituangkan dalam APBD 2019.

“Ya sekitar Rp 5 miliar lebih, buat anggaran insentif guru honor dan sudah disahkan di tahun depan. Untuk guru SD dan SMP disamakan, agar tidak ada kesenjangan,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanjabbar Martunis M Yusuf melalui Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Drs H M Yusuf ditemui di ruang kerjanya, Senin (10/12).

Rata-rata, jumlah jam mengajar guru honor bisa 20 sampai 30 jam per minggu. Pembayaran insentif dilakukan secara komulatif, per triwulan.

“Jadi mereka (guru honor,red) dibayarkan insentifnya setiap tiga bulan. Nanti dihitung berapa jam mereka mengajar, dan dibayarkan sesuai pagu yang ditetapkan,” jelasnya.

Penambahan anggaran insentif ini, lanjut Yusuf, demi meningkatkan kesejahteraan guru honor. Apalagi, tugas guru honor selain membantu tenaga pendidik di sekolah, juga membantu peningkatan SDM.

Selain dibantu melalui APBD, ribuan guru honor juga mendapat sokongan dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang didapat di masing-masing sekolah.

“Kalau BOS, itu langsung ke sekolah. Dan tergantung dari pihak sekolah,” katanya.

500 Guru Pensiun

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjabbar Drs H M Yusuf menyebut, pada 2020 mendatang diperkirakan 500 guru PNS yang memasuki masa pensiun.

Hal ini menyebabkan tenaga pengajar di Tanjabbar mengalami kekurangan.

“Karena hampir setiap tahun ada 100 guru mengalami masa pensiun. Termasuk yang angkatan guru pertama di Tanjabbar, rombongan dari Medan dan Kerinci, sudah masuk pensiun semuanya. Jadi kita memang sangat membutuhkan tenaga guru,” kata Yusuf.

Demi membantu kelangsungan kegiatan belajar mengajar di sekolah, guru honorer menjadi salah satu jalan keluarnya.

“Mau gak mau dihandle sama guru honorer,” ujar Yusuf.(*)

Editor: IT Redaksi

Baca Juga:Sampaikan Aspirasi Soal Pungutan di Sekolah dan Dugaan Penyelewenangan Dana BOS




Komentar Anda



Terkini Lainnya

LBH Siginjai Resmi Somasi Pemprov Jambi, Proyek JBC Diduga Rugikan Negara Hingga Rp1,5 Triliun

JAMBI – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Siginjai resmi melayangkan surat somasi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi pada Senin (30/6/2025), terkait proyek

Berita Daerah

Polres Tebo Gerak Cepat Amankan Tokoh SAD Tebo yang Berseteru dengan SAD Bangko

TEBO - Polres Tebo bergerak cepat memberikan perlindungan kepada tokoh SAD Tebo Asal Desa Semambu Kecamatan Sumay, Tumenggung Buyung dan Tumenggung Hasan terkai

Berita Daerah

Inisiatif, Polisi Obati Mahasiswa yang Terluka saat Demo ke RS Bhayangkara

JAMBI – Aksi unjuk rasa lanjutan yang digelar oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin Jambi di Kantor Gube

Berita Daerah

Pasca Bentrok di Kantor Gubernur Jambi, Orang Tua Abel Minta Masalah Ini Diselesaikan dengan Baik

JAMBI – Aksi unjuk rasa Jilid II Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Taha Syaifuddin Jambi (UIN STS) di Kantor Gubernur Jambi sempat

Berita Daerah

Pesan Edi Purwanto di HUT Bhayangkara ke 79, Polri Selalu di Hati

EdJAMBI – HUT Bhayangkara ke 79 akan diperingati 1 Juli 2025. Besar harapan agar Polri selalu dihati masyarakat. Begitulah harapan besar yang disampaikan Edi

Berita Daerah


Advertisement