Aktivis Agraria Soroti SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Perusahaan di Jambi


Sabtu, 08 Januari 2022 - 07:44:19 WIB - Dibaca: 901 kali

Diskusi Aktivis Agraria Jambi yang tergabung dalam Koalisi Kedaulatan Rakyat Jambi , Jumat 7 Januari 2022. / HALOSUMATERA.COM

JAMBI (HS) – Sejumlah aktivis agrarian yang tergabung dalam Koalisi Kedaulatan Rakyat Jambi (KKRJ) menyoroti soal SK Menteri Kehutanan Nomor 1/ Menlhk/Setjen/Kum.1/1/2022.

Pasalnya dalam SK tersebut, hanya lima perusahaan yang izin konsesi kawasan hutannya dicabut, sementara perusahaan yang masih berkonflik dengan masyarakat tidak tersentuh.

Beberapa perusahaan yang dicabut izin konsesinya antara lain PT Dyera Hutan Lestari, PT Arangan Hutani Lestari, PT Agrowiyana ( 1), PT. Bangun Desa Utama , PT.Jamika Raya ( 1).

Terkait hal ini, aktivis yang tergabung dalam KKRJ (Koalisi Kedaulatan Rakyat Jambi ) yang Fokus dan  giat dalam proses pendampingan Konflik Agraria di Propinsi Jambi pun angkat bicara.

Christian Napitupulu, Ketua KKRJ menilai seharusnya Pemerintah Pusat mencabut perusahaan-perusahaan yang berkonflik dengan masyarakat bukan perusahaan yang tidak produktif.

Pria yang ditunjuk sebagai Kordinator Koalisi Kedaulatan Rakyat Jambi yang juga menangani beberapa konflik  agraria di Jambi ini menilai Presiden Jokowi seharusnya mencabut izin-izin perusahaan yang terus berkonflik dengan masyarakat di Provinsi Jambi seperti PT. LAJ (Lestari Asri Jaya ), REKI (Restorasi Ekosistem Indonesia), dan PT WKS (Wirakarya Sakti).

“Bukan itu saja semestinya Pemerintah Pusat  juga seharusnya  mencabut Izin Perusahaan yang memiliki Izin HGU yang terus berkonflik dengan masyarakat di Propinsi Jambi seperti PT DAS (Dasa Anugerah Sejati ), PT.Rigunas Agri Utama , PT.Kaswari Unggul, PT.BKC (Borneo Karya Cipta ).

Ditambahkan Christian, Pencabutan SK oleh Menteri Kehutanan dinilai tidak produktif karena tidak seiiring dengan penyelesaian konflik agraria yang terus terjadi di tengah – tengah masyarakat, karena sampai saat ini masih banyak perusahaan-perusahaan yang secara faktual masih berkonflik dengan masyarakat dan seiring dengan semangat reforma agraria yang selalu didengungkan oleh Presiden Jokowi.

Dikatakan dia, Program Reforma Agraria Presiden Jokowi yang di implementasikan dengan Perhutanan Sosial , Khusus di Provinsi Jambi tidak berjalan sesuai dengan harapan, karena tidak mencapai target yang diiinginkan rakyat.

“Dan juga diduga POKJA Perhutanan Sosial Propinsi Jambi diisi oleh perpanjangan tangan perusahaan dan untuk itu perlu dilakukan Evaluasi,” kata mantan Ketua KWP STN Provinsi Jambi ini.(*/Bn/nik)

 




Komentar Anda



Terkini Lainnya

Maraknya Kasus Curanmor di Kawasan Jaluko, Kapolres Muaro Jambi Mendadak Gelar Anev bersama Jajaran

MUARO JAMBI - Kepolisian Resor Muaro Jambi menggelar kegiatan Analisis dan Evaluasi (Anev) serta rapat tindak lanjut terkait maraknya tindak pidana pencurian ke

Berita Daerah

Cerita Warga Sumut yang Buat SKCK di Jambi, Cepat dan Tidak Ribet, Makasih Polda Jambi

  JAMBI – Warga Jambi tidak perlu repot dan harus antre berlama-lama saat mengurus SKCK. Melalui POLRI Super App, masyarakat kini dapat mengurus pem

Berita Daerah

Polda Jambi Dilibatkan dalam Kerja Sama Penyelidikan dan Pengamanan Distribusi Pupuk Bersubsidi

JAMBI – Sosialisasi terkait Perjanjian Kerja Sama Penyelidikan dan Pengamanan Distribusi Pupuk Bersubsidi oleh Dinas TPHP Provinsi Jambi resmi disepakati. Pen

Ekonomi

Penyaluran Pupuk Subsidi dengan Slogan PUPUKKU dan Tagline TEPAT

JAMBI – Pemerintah Provinsi Jambi terus mengawasi pendistribusian dan mencegah penyalahgunaannya di Provinsi Jambi. Dengan Slogan “Pupukku” ya

Ekonomi

Hasil Pengecekan Tim Gabungan, SPPG Polda Jambi Memenuhi Standar Operasional

JAMBI – Tim dari BPOM Provinsi Jambi, Dinas Kesehatan Kota Jambi dan BGN Provinsi Jambi mengecek Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Jambi, Sen

Berita Daerah


Advertisement